Ceritadewasaku.Sextgem.Com Kumpulan Cerita Sex XXX Dewasa 17 Tahun Abg, Tante Girang, Jilbab, Hijab, Perkosaan, Selingkuh, Sedarah, Anak dan Bapak Tiri, Papa dan Anak, Mama dan Anak, Tante dan Ponakan, Mertua, Sepupu, Kakak dan Adik Kandung, Perawan Malam Pertama, Lesian, Homo, Gay, SMP, SMA, Mahasiswi, Pelajar
Inipun jelas terbaca dari mimik muka Lasmi, malah tidak sungkan-sungkan
mengutarakannya ketika dipancing Pak Suryo yang karena cukup
berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi.
"Gimana rasanya.. sakit nggak?"
"Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini." jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
"Apanya yang enak?"
"Ngg.. kontoll Bapak.." jawab Lasmi genit-genit senang.
Mendengar ini tentu saja Pak Suryo jadi lega dan leluasa sudah dia
bermain menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi
mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama
dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status
hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.
Memang ada perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas
Indra seperti masih ada gengsi-gengsian yang membatasinya kurang begitu
saling terbuka, tapi dengan Pak Suryo biarpun baru kali ini, entah
mungkin karena Lasmi sudah biasa bermanja-manja dengan pengalaman
lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit dan bersikap kebapakan, maka
rasanya dia tidak sungkan-sungkan dan malu lagi mengutarakan apa yang
dialaminya saat ini, teristimewa waktu mencapai orgasmenya yang diikuti
juga oleh Pak Suryo.
Tapi hubungan lama-lama semakin nekat. Tidak hanya waktu suasana rumah
sepi tapi sekalipun suaminya sedang ada di rumah pun Lasmi berani juga
mencuri-curi waktu bercinta dengan Pak Suryo.Ceritanya hari itu
menjelang maghrib Mas Indra sudah berdua dengan Lasmi di dalam kamar
ketika tidak lama kemudian Pak Suryo pulang dari kerjanya. Seperti biasa
Bu Suryo baru akan pulang dari mini marketnya menjelang larut malam.
Kedua pasangan muda itu sudah akan bermain cinta, masing-masing sudah
saling terangsang dan baru saja akan mulai tiba-tiba terdengar pintu
kamar diketok. Spontan Lasmi terburu-buru berpakaian dan keluar dari
kamar, ternyata Pak Suryo yang ada di depan situ. Dia rupanya akan
meminta pijit dari Lasmi tapi ketika diberi tahu bahwa Mas Indra sedang
ada di kamar, Pak Suryo pun membatalkan niatnya.
Masuk ke kamar lagi Lasmi langsung tersenyum geli kepada Mas Indra.
"Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dia minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas masih ada di kamar, Bapak jadi batal."
"Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, nanti baru ke sini lagi kan juga masih sore."
"Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?"
"Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kamu nggak ngikutin kan nggak enak jadinya."
Mendengar ini Lasmi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga.
"Mas sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi
Mas nggak mau ngasih, aku marah beneran." katanya dengan mimik muka
cemberut tapi sebenarnya dalam hati girang bukan main.
"Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kamu abis dari sana."
Bukan main, gayanya seperti berat terpaksa tapi sebenarnya inilah yang
diharapkan Lasmi. Karena begitu menyusul Pak Suryo di kamarnya dia sudah
langsung meloncat dan memeluk dengan wajah girang. Pak Suryo sendiri
baru selesai membuka bajunya tinggal celana dalam dan masih berdiri di
samping tempat tidur ketika itu.
"Lo, lo, lo, kok cepet sekali ke sininya. Gimana bilangnya sama Indra?" tanya Pak Suryo heran.
"Las bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Indra ngasih ijin ke sini."
"Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kamu lagi kusut, baru mau maen apa udah selesai?"
"Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu.."
"Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran."
"Malah kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep
lagi." kata Lasmi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Suryo.
"Jadi, lobang yang lagi penasaran ini sekarang malah mau dikasih Bapak
dulu, ya?" tanya lagi Pak Suryo dengan membalas meremasi gundukan vagina
Lasmi.
"Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli.." baru diremas
sebentar saja, Lasmi yang memang sedang terangsang penasaran sudah
langsung gemetaran suaranya, "Ayoo Pak.. buka juga Bappak punya.."
lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya.
Pak Suryo menyusul hanya tinggal melepas celana dalamnya tapi Lasmi
sudah lebih dulu selesai. Dan baru saja penis Pak Suryo bebas Lasmi
sudah berlutut, menangkap batang itu langsung mencaplok mengisap-isapnya
dengan rakus. Diserbu rangsangan begini batang itu cepat saja mengeras
dan Lasmi seperti tidak ingin membuang-buang waktu. Dia naik duluan
menelentang dan mengangkang memasang vaginanya siap untuk segera
dimasuki. Sampai di bagian ini semua memang bisa serba cepat tapi pada
giliran batang akan dimasukkan mau tidak mau tempo harus diperlambat.
Sebab meskipun sudah terbiasa tapi penis ukuran lebih besar dari
suaminya ini tetap saja tidak bisa langsung main tancap sekaligus. Perlu
hati-hati dan harus ada kerja sama untuk saling menggesek dan memutar
membuat lebih licin dalam beberapa waktu, sekalipun rahang Lasmi sudah
gemetaran kaku menunggu lewatnya masa itu sebelum mendapatkan rasanya.
Tapi kalau batang sudah tertancap dalam dan Lasmi sudah bisa
menyesuaikan ukurannya. Hmm.. jangan bilang lagi nikmatnya. Langsung
gayanya berubah kontras sewaktu mulai dipompa oleh Pak Suryo.
"Hhss.. aduuhh tobatt aku Paak.. hahgh ooghh.. kontol kok dalem sekali
Pak.. tobat akuu.. ampun Bapaak, gedee sekalli aduuh.. Pakk.." Nada
suara Lasmi merintih-rintih mengaduh ampun tobat, ditambah lagi dengan
gayanya yang meliuk-liuk mata terbalik seperti orang kesakitan, yang
begini kalau didengar dan dilihat Mas Indra tentu akan menggiris karena
mengira istrinya sudah tidak tahan disiksa oleh Pak Suryo. Apalagi kalau
bisa melihat lebih jelas bagaimana kewanitaan sang istri yang sering
diusapi sayang itu, sekarang sampai sudah dipaksa mekar membulat
lantaran menampung besar keliling batang dan itu pun masih harus lagi
disodok-sodok kasar seperti tidak mengenal belas kasihan. Tentu, kalau
belum mengerti Mas Indra pasti tambah menggiris melihatnya. Padahal
kebalikan dari ini justru Lasmi sedang tenggelam dalam nikmat yang
mengasyikan saat itu.
Pak Suryo sudah hafal benar gaya Lasmi, makin dipompa keras makin
dirasakan enak bagi Lasmi, dan gaya ini juga malah menimbulkan
rangsangan tersendiri bagi Pak Suryo untuk membawanya tiba menuju puncak
permainan bersama Lasmi. Terlebih kalau Lasmi sudah meminta tambahan
rangsangan baru di bagian susunya, itu tanda dia sudah akan mendekati
orgasmenya. "Heg.. yaang kerass Pak.. shh iya gittu.. aduh.. sshgh..
heehh.. ayyo.. ayoo Paak.. aahgh.. sshgh.. Iyya Pakk Laas udah keluarr..
aduhh.. hghshh.. hrrgh.."
Seiring remasan tangan Pak Suryo di susunya diperkeras, Lasmi pun tiba
orgasmenya. Di bagian ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada
yang biasanya diperlakukan Mas Indra dengan gemas-gemas sayang ini di
tangan Pak Suryo diremasi tidak tanggung-tanggung lagi. Tidak ubahnya
seperti sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu
sampai meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari tangan
besar Pak Suryo. Malah waktu mengiringi orgasmenya Lasmi
terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seolah-olah tubuhnya
terangkat-angkat oleh tarikan Pak Suryo yang mencengkeram kedua bukit
daging itu. Pokoknya jika bisa melihat secara keseluruhan bagaimana cara
Pak Suryo mengasari istrinya, Mas Indra bisa pingsan dibuatnya. Tapi
justru begini yang paling disukai Lasmi karena dia merasa seolah-olah
seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa.
Rupanya 'kesadisan' Pak Suryo belum selesai. Sesaat setelah Lasmi
selesai berorgasme maka giliran Pak Suryo yang mengambil bagiannya. Tapi
menjelang tiba di saat ejakulasinya tiba-tiba dia mencabut batangnya
dan langsung tegak berlutut sambil menarik kedua lengan Lasmi membawanya
terikut bangun duduk. Lasmi sempat bingung tapi ketika Pak Suryo
menjambak rambutnya dan menarik kepalanya mendekatkan ke penisnya,
segera dia mengerti maksud Pak Suryo, apalagi Pak Suryo juga menjelaskan
lewat kata-katanya. "Ayyo Las, isepin Bapak sampe keluarr.." Tanpa
ragu-ragu Lasmi langsung mencaplok dan melocok batang itu dengan
mulutnya. Tentu tidak bisa semua, hanya tertampung bagian kepalanya saja
tapi ini sudah cukup bagi Pak Suryo untuk bisa menyalurkan kepuasannya.
Dan begitu kepala batang itu mengembang, sedetik kemudian dia pun
menyemburkan cairan maninya tumpah di mulut Lasmi. Agak tersekat Lasmi
dengan semprotan tiba-tiba ini, serasa ingin mencabut kepalanya tapi
tangan Pak Suryo menekan kepalanya tidak ingin melepaskan kuluman
mulutnya sehingga mani yang tumpah itu pun tertelan semua oleh Lasmi.
Ini baru pertama kali dia melakukan hal ini sehingga ketika permainan
berakhir dan Lasmi bisa melepas mulutnya, langsung meringis aneh
mukanya.
"Kenapa Las, nggak enak ya rasanya?" tanya Pak Suryo geli.
"Asin rasanya Pak.." jawab Lasmi terikut geli.
"Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu nanti bisa ketauan sama Masmu."
"Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok.."
"Kalo sering-sering emang kenapa?"
"Ya bagaimana Bapak.. Emang enak sih dikeluarin pake mulut?" kata Lasmi
dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas
permainan ini.
"Oo.. sama Lasmi sih pasti enak aja." jawab Pak Suryo sambil ikut bangun menyusul Lasmi.
Selepas beristirahat sebentar Lasmi pun kembali ke kamarnya menemui
suaminya. Tentu saja dengan bersandiwara seolah-olah dia tidak ada
apa-apa dengan permainan bersama Pak Suryo. Begitu datang dia langsung
menubruk Mas Indra dengan gaya tidak sabaran menggerayangi penis Mas
Indra. Jelas gaya yang membuat Mas Indra bangga padahal justru yang
terjadi kebalikannya, sebab barusan mengalami hal yang paling asyik
kemudian turun ke yang biasa. Lasmi dalam senggama berikutnya bersama
Mas Indra hampir-hampir tidak ada rasanya sama sekali. Hanya gayanya
saja yang tetap meyakinkan bahwa dia sudah terpuaskan dengan Mas Indra,
tapi kecuali sempat terangsang sedikit Lasmi tidak sampai mengalami
orgasme dengan suaminya. Meskipun begitu dia tidak penasaran karena
sudah terbayang sepeninggal Mas Indra besok pagi ke kantornya, dia akan
minta lagi pada mertuanya untuk meluapkan kerinduannya.
Begitu, dalam enak dirasakannya bersetubuh dengan sang mertua yang punya
batang panjang bisa mengilik jauh ke dalam rahimnya, Lasmi praktis jadi
ketagihan untuk mengulang setiap kali ada kesempatan bisa mencuri-curi.