Ceritadewasaku.Sextgem.Com Kumpulan Cerita Sex XXX Dewasa 17 Tahun Abg, Tante Girang, Jilbab, Hijab, Perkosaan, Selingkuh, Sedarah, Anak dan Bapak Tiri, Papa dan Anak, Mama dan Anak, Tante dan Ponakan, Mertua, Sepupu, Kakak dan Adik Kandung, Perawan Malam Pertama, Lesian, Homo, Gay, SMP, SMA, Mahasiswi, Pelajar
Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai karena setelah setahun
menikah keduanya sudah tidak saling cocok lagi. Maklum, mereka menikah
masih sangat muda, Lasmi 20 tahun sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah
lagi kedua orang tua sepupuku kurang menyukai Lasmi karena sekalipun
cantik tapi Lasmi dianggapnya bukan berasal dari keluarga ningrat.
Setelah bercerai Lasmi semula bekerja di Panti Pijit tapi hanya sebentar
sebelum dia mendapat pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah
kantor Swasta. Karena dia memang cantik maka cepat saja dia dapat
menarik hati seorang pemuda yang cukup kaya. Mas Indra nama pemuda itu,
anak dari Direktur perusahaan itu yang tergila-gila pada Lasmi. Akan
tetapi yang pertama kali tertarik pada Lasmi justru Pak Suryo, ayah Mas
Indra. Laki-laki yang pernah menjadi langganan pijit Lasmi ini rupanya
ada hati pada janda cantik ini dan dialah yang membujuk Lasmi untuk
bekerja sebagai staf di kantornya. Lasmi sendiri tidak mengira bahwa Mas
Indra nekat melamarnya sebagai istri tapi meskipun kurang sreg diterima
juga lamaran itu karena Mas Indra orangnya cukup ramah sehingga Lasmi
juga cukup senang. Apalagi berikutnya dia juga sangat dimanja sekali
oleh kedua mertua barunya di mana dia diajak tinggal serumah. Tapi,
justru karena kelewat akrab dan manja teristimewa dengan Pak Suryo
mertua lakinya maka terjadilah kontak terlarang di antara keduanya.
Pak Suryo adalah seorang pengusaha yang cukup kaya. Perusahaannya ada
dua dan untuk mengawasinya dia berkantor di sebuah rumah yang disewa
tepat di sebelah kiri rumah tinggalnya sendiri, sedang di sebelah
kanannya lagi adalah rumah yang diperuntukkan bagi pasangan Mas Indra
dan Lasmi. Sementara itu Bu Suryo mengusahakan sebuah Mini market yang
juga tidak jauh dari situ.Melihat dari kesibukan tugas masing-masing
keluarga maka Lasmi memang lebih banyak waktu berdua dengan Pak Suryo.
Karena selain masih tetap meneruskan bekerja di kantor Pak Suryo, Lasmi
juga boleh dibilang tinggal serumah dengan Boss yang sudah jadi
mertuanya ini. Masing-masing rumah mereka hanya dibatasi oleh dinding
dan ada pintu penghubung yang selalu terbuka diantaranya. Nah, selain
kesempatan selalu bertemu yang leluasa, juga sikap manja-manja genit
Lasmi kepada mertua lakinya yang kalau sedang bercanda berdua sudah
meningkat bebas terlupa batas sampai saling berpeluk-pelukan, tentu saja
memancing nafsu birahi terpendam sang mertua kepada menantunya ini.
Maklum kebiasaan genit terpengaruh lingkungan Panti Pijit masih melekat
pada Lasmi, teristimewa kepada laki-laki setengah umur seusia Pak Suryo.
Gairah kelelakian Pak Suryo yang terpendam kepada Lasmi memang menuntut
karena sang menantu makin dipandang makin menggiurkan saja. Ditahan
makin lama makin meluap dan ketika dicoba mengutarakannya dengan
memancing-mancing sambil mengobral banyak pemberian nampaknya tidak ada
penolakan dari Lasmi, dengan sendirinya kelanjutan ke arah hubungan
terlarang ini menjadi semakin mulus.
Tidak bisa disalahkan, Lasmi yang latar belakangnya binal kalau sudah
terlalu dekat apalagi sudah terlalu banyak dibanjiri hadiah sang mertua,
maka kesadarannya pun cepat saja jadi buntu ketika itu. Jelas, karena
sebenarnya bukan baru dimulai saat itu saja tapi dari awalnya Lasmi
memang sudah diincar oleh Pak Suryo dan Lasmi sendiri juga sudah menaruh
perasaan tertarik kepada bossnya yang simpatik ini. Cuma saja karena
keburu diserobot duluan oleh Mas Indra yang lebih ngotot maka perasaan
hati keduanya sempat tersendat dan sekarang mulai terungkit kembali.
Menggelegak semakin hari semakin matang sampai kemudian di suatu sore
yang merupakan penentuan ketika Pak Suryo mencoba sedikit nekat untuk
menangkap menantu cantik ini dalam pelukannya tapi kali ini disertai
dengan menyosor bibir Lasmi.
"Hffmm.. hghh.." Lasmi mengejang tersumbat mulutnya oleh lumatan nafsu
Pak Suryo tapi begitupun dia tidak berontak. Ada beberapa saat dia ikut
terhanyut dalam asyiknya berciuman bergelut lidah dan ketika cukup untuk
saling melepas, terlihat air mukanya merah merona.
"Bapak nekatt.." komentarnya malu-malu geli.
"Abisnya kamu ngegemesin Bapak sih.."
Itu awal pertama percobaan Pak Suryo. Tentu saja melihat ada lampu hijau
seperti ini jelas membuatnya lebih berani lagi. Dia sudah mulai mencari
simpati dengan cerita tentang Bu Suryo yang mulai kurang memberinya
kebutuhan penyaluran seks. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi
dari mimik wajah Lasmi tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini
mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada kesempatan
hari berikutnya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi
kali ini sambil sebelah tangannya menggerayangi bagian-bagian kewanitaan
Lasmi, mulai dari kedua susunya sampai kemudian menyusup ke
selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tidak ada
penolakan dari sang menantu cantik ini. Seperti yang pertama Lasmi juga
membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat
bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan segera dia
minta melepas ciuman.
"Pak jangan sekarang.. Lasmi takut kalo ketauan.." bisiknya cemas karena
sudah terasa jari nakal Pak Suryo menyusup mengorek-ngorek di celah
kemaluan di bagian klitorisnya. Mendapat peringatan ini Pak Suryo pun
seperti tersadar dan melepaskan Lasmi.
"Heehh.. nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamarmu, ya?" katanya masih sempat memesan.
Lasmi hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak
Suryo yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hatinya lega
karena yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat
meniduri menantu cantik ini.
Suatu hari Mas Indra akan dinas keluar kota, pagi-pagi buta itu Lasmi
sudah kembali naik tidur setelah mengantar Mas Indra cuma sampai di
pintu kamar untuk berangkat ke airport. Membanting tubuhnya lemas karena
Mas Indra masih sempat mengajaknya bermain cinta sesaat sebelum
berangkat.Ketika setengah layap-layap itulah dia dihampiri Pak Suryo
yang masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuannya. Begitu datang Pak Suryo
yang rupanya sudah lama menunggu kesempatan baik ini langsung ikut naik
berbaring dan mulai menggerayangi tubuh Lasmi yang masih bertelanjang
bulat dan hanya menutupi tubuh atasnya dengan sehelai kain. Lasmi sempat
mengira bahwa itu Mas Indra lagi tapi segera tersadar karena perbedaan
yang nyata di antara kedua lelaki itu. Mas Indra agak kecil sedang Pak
Suryo yang pendek itu besar gempal tubuhnya. Lasmi jadi kaget.
"Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa."
"Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan."
"Abis nggak kedengaran masuknya, tapi Ibu mana Pak?" kata Lasmi yang
karena merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksudnya
akan mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra.
"Ibu masih pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini.." tukas Pak
Suryo yang rupanya sudah tidak sabaran lagi langsung menahan Lasmi
bangun.
Tanpa memberi kesempatan bicara bagi Lasmi, dia sudah menyerbu perempuan
itu dengan bernafsu. Mencium langsung melumat bibirnya sambil dibarengi
remasan-remasan gemas di mana pun bagian tubuh sang menantu yang cantik
menggiurkan ini terpegang tangannya. Lasmi gelagapan sesaat, tapi
lagi-lagi dia mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah
umur yang menurut pengakuan kepadanya sudah jarang diberi penyaluran
seks oleh istrinya. Pasrah saja dia membiarkan Pak Suryo dan malah ikut
mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsunya meskipun
kelanjutannya agak membuat risih juga karena serbuan-serbuan Pak Suryo
benar-benar kelewat rakus. Dari saling bertemu bibir ciuman Pak Suryo
menurun melanda kedua susunya, di sini hanya berhenti beberapa saat
untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu dan sebentar menjilati
putingnya lalu kemudian diteruskan lebih ke bawah melewati perut Lasmi
yang sudah menggembung empat bulan itu sampai kemudian mendarat di
vaginanya.
Ini yang agak terasa kurang sreg bagi Lasmi karena Pak Suryo seperti
pura-pura lupa bahwa lubang itu masih belum sempat dicucinya, tapi dia
enak saja mengerjai bagian itu dengan jilatan-jilatannya bahkan juga
disedot-sedotnya. Mau dia mencegah tapi Pak Suryo masih lebih ngotot di
situ malah semakin coba ditolak, semakin keras juga Pak Suryo bertahan.
Terpaksa Lasmi diam saja sampai akhirnya dia sendiri terbawa tidak
perduli karena vaginanya yang dikerjai mulut lelaki memang merangsang
nafsunya dengan cepat.
"Aasshhg.. hngghh.. sshhg.." kontan melintir, bergeliat-geliat dia oleh
kilikan jilatan di klitorisnya yang begitu menggelitik geli-geli enak
dan sodokan-sodokan ujung lidah di lubangnya yang begitu membuatnya
penasaran, sementara Pak Suryo tambah bersemangat memainkan kepintaran
mulutnya. Menyosor seolah-olah ingin menyembunyikan wajahnya tenggelam
di lubang menganga milik menantunya ini. Padahal Lasmi baru saja
terpuaskan dalam sanggama bersama Mas Indra, tapi rangsangan sang mertua
ini begitu luar biasa menaikkan kembali birahi nafsunya seolah-olah
tenaga untuk bercinta datang berlipat ganda. Masih beberapa saat Pak
Suryo membakar bara nafsu Lasmi, baru ketika dilihatnya sang menantu
cantik ini sudah matang dituntut birahinya di situlah Pak Suryo berhenti
dan mempersiapkan batangannya. Sudah cukup tegang, tinggal membasahi
sedikit dengan ludahnya untuk kemudian dituntun menempel di mulut
lubang, langsung ditusuk masuk.
"Hhgghh.." sekali lagi Lasmi mengejang kali ini oleh sodokan penis Pak
Suryo. Tapi karena sudah cukup siap dia bisa langsung menerima batang
yang sebenarnya masih asing baginya. Malah tuntutannya kepingin cepat
terpenuhi, dia pun ikut menyambut dengan memutar pantatnya membuat
batang Pak Suryo terasa seperti disedot masuk, cepat saja amblas ke
mulut vagina yang lapar itu. Tapi begitu tertanam dalam, mulutnya
langsung menganga kaku menahan pinggang Pak Suryo agar sodokan jangan
berlanjut dan ini dipenuhi Pak Suryo karena memang batangnya sudah
tertanam habis. Menunggu sesaat sampai Lasmi kelihatan sudah agak
mengendor barulah Pak Suryo menyambung dengan gerak memompa keluar masuk
penisnya pelan-pelan.
Lasmi sendiri masih sedikit tegang wajahnya dalam usaha menyesuaikan
diri dengan sodokan-sodokan Pak Suryo tapi cuma sebentar, karena rasa
baru yang diterimanya cepat saja membuainya, sama cepat seperti barusan
dia dirangsang mulut Pak Suryo di vaginanya. Ada yang luar biasa pada
milik mertuanya ini sehingga Lasmi mengalihkan pandangannya ke bawah
ingin lebih jelas apa yang menjadi penyebabnya. Karena bukan hanya bisa
membuat daya rangsangan yang begitu besar dengan teknik mulutnya tapi
juga memberi pemenuhan yang pas untuk tuntutannya. Yaitu dari dalamnya
batang yang menyumbat lubang vaginanya terasa ukurannya agak berlebih
dari yang biasa dialaminya dengan Mas Indra.
Pak Suryo bisa membaca pikiran Lasmi. Dia merenggang sedikit dan
mencabut batangnya agak panjang memberi kesempatan Lasmi
memperhatikannya. Meskipun tidak terlalu jelas karena ruangan hanya
diterangi lampu dinding kecil tapi masih bisa tertangkap mata Lasmi yang
begitu melihat langsung meringis wajahnya.
"Hhssh Bapaakk.. dalemm bangett Paak.." spontan keluar komentar kagumnya
memaksudkan penis Pak Suryo yang memang lebih panjang meskipun tidak
lebih besar dari milik Mas Indra. Memang, Lasmi sudah pernah tidur
dengan beberapa lelaki tapi dia mengakui juga ukuran penis sang mertua
yang cukup mantap ini.
"He.ehh.. tapi kan nggak sakit?" kata Pak Suryo sambil menurunkan
tubuhnya agak menempel karena khawatir dengan ukuran panjangnya ini
Lasmi berubah pikiran minta batal sampai di sini. Padahal tidak perlu.
Lasmi cuma berkomentar bukan berarti ngeri. Justru dia merasa batang itu
memberi keasyikan lebih dengan ukurannya yang tidak seperti biasa
didapat dari suaminya. Terbukti ketika Pak Suryo mulai menggesek baru
dua tiga gerakan ternyata sudah mendapat sambutan menyenangkan dari si
cantik yang segera jadi bergairah merangkul leher Pak Suryo berikut
kedua kakinya naik membelit paha sebagai tanda bahwa dia menyukai
disetubuhi penis Pak Suryo ini.