Namaku Rom, dan aku seorang janda. Aku
bercerai dengan suamiku karena terjadi perselisihan pendapat. Semenjak
aku menikah sampai aku bercerai, aku tak pernah berpaling pada lelaki
lain.
Di saat aku menjanda, aku pernah jatuh cinta pada seorang pemuda. Aku
dan dia saling mencintai, tapi cinta kami tak dapat bersatu. Karena
kedua orang tua kami tak merestui hubungan tersebut. Walaupun aku dan
dia saling mencintai, tapi kami berdua tak pernah melakukan
persetubuhan. Cinta kami suci dan kami saling menjaga nafsu birahi.
Pada bulan april 2001 kami memutuskan untuk saling menjauhkan diri. Dia
pergi bekerja ke Bali dan aku pergi keluar negri sebagai TKI. Sebelum
kami berpisah, kami saling berjanji untuk tidak pernah menikah dengan
orang lain, dan juga tak akan pernah jatuh cinta pada orang lain. Kami
berdua saling memegang janji tersebut hingga sekarang.
Dia sudah berada di Bali, dan aku sudah berada di rantau orang. Dia
pernah mengatakan tak akan pernah melupakan janji itu. Begitu juga
denganku, aku selalu ingat kalau tubuhku tak akan pernah disentuh oleh
orang lain.
Tiga tahun sudah aku berada di negri orang. Dan kesucianku masih tetap
terjaga. Hari demi hari kulalui, dan kesepian yang kerasakan semakin
mencekan jiwaku. Kerinduhan untuk bercumbu dengan kekasihku semakin
mengganggu ketenanganku. Perasaan ingin bercinta datang melanda hatiku.
Aku berusaha menahan keinginan yang negatif, tapi semakin kutahan
semakin menjadi.
Kurang lebih dua bulan yang lalu, dimana saat itu majikan perempuanku
kerja malam, dan ketiga anak yang kujaga semua sudah tidur nyenyak.
Tinnggal aku dan majikan lelakiku yang saat itu masih terjaga. Dia
nonton TV dikamarnya. Aku pergi ke bawah, karena aku ingin menyetel DVD,
sebab TV di kamarku tak tak ada DVD playernya. Aku memasukkan sebuah
kaset, yaitu film porno. Disaat film kira-kira 5 menit berputar, aku
mendengar suara langkah kaki dari yang sedang turun dari tangga. Aku
menduga itu adalah majikanku lelakiku yang datang. Dan ternyata dugaanku
memang betul.
Dia datang, rupanya dia dia mau nonton juga, dia bertatanya padaku.
"Rom, movis apa yang sedang kamu masukkan itu? Nampaknya seru banget sih!" katanya.
"Bolehkah aku ikut nonton bersamamu? Atau malukah kalau ada aku?" Katanya lagi.
Terus terang aku memang merasa malu kalau dia nonton film begituan bersamaku. Tapi rasa malu itu tak aku perlihatkan padanya.
"Kenapa mesti malu? Kalau bapak mau nonton silakan saja," kataku.
Sambil nonton tak henti-hentinya dia membicarakan adegan di televisi
itu. Permainan di layar terus berlangsung. Aku melirik kearah majikan
lelakiku yang duduknya mulai tidak tenang. Sesekali dia menggeser
duduknya kekiri dan kekanan. Nampaknya dia mulai terangsang akibat
nonton film tersebut. Aku juga terpengaruh oleh adegan film tersebut,
tapi pura-pura tenang seakan-akan aku tak terangsang. Berkali kali aku
pergi ke toilet untuk buang air kecil.
Semakin lama rangsangaku semakin menjadi, apalagi setelah aku melihat
perempuan di TV sedang berkaraoke dengan penis pasangannya. Wow.. Aku
betul-betul tak tahan. Pandanganku menuju ke majikanku dan bertanya,
"Pernahkah bapak melakukan hal seperti itu dengan ibu?" kataku.
"Tak pernahlah? Ibu tak mau melakukan hal yang macam-macam." katanya.
"Kalau ibu mau apa bapak mau?" tanyaku lagi.
"Ya pasti! Tapi sayang, ibu tak mau melakukan itu untukku. Walau aku memintanya." katanya lagi.
Adegan dilayar tevisi semakin panas saja. Dan nampaknya majikanku
betul-betul sudah terangsang. Mungkin dia tak tahan melihat permainan
yang sangat menggairahkan itu.
"Rom, kamu sudah lama tak melakukan hal seperti itu?" katanya.
"Memangnya kenapa?" tanyaku.
"Tidak kenapa-napa, aku hanya ingin tahu!" jawabnya.
"Kalau aku mau, habis dengan siapa?" tanyaku.
"Dengan siapa lagi kalau tak dengan orang yang berada di dekatmu sekarang." jawabnya.
"Aku tak mau. Aku sudah biasa nonton gambar seperti itu, tapi aku rasa
biasa-biasa saja. Tak ada keinginan untuk melakukannya." kataku.
Walaupun sebenarnya saat itu aku terangsang hebat, aku tetap menutupi perasaanku itu.
"Betulkah?" katanya.
"Memang itu betul. Kenapa sih tanya-tanya terus?" kataku.
Kemudian aku minta diri untuk pergi ke atas untuk tidur. Sesampainya di
kamarku, aku tak langsung tidur, aku sangat gelisah dan rasa meriang
mengganggu tidurku. Aku selalu teringat adegan di tevisi tadi dan juga
mengingat apa yang dikatakan majikanku tadi. Aku berpikir, kalau
seandainya aku melakukan hal seperti itu dengan majikanku lelakiku,
mungkin rasa birahiku yang selama ini kupendam akan terobati. Begitulah
angan-anganku berkecamuk di dalam benakku sampai larut malam sampai
akhirnya aku tertidur.
Keesokan harinya jam 6 pagi aku sudah bangun untuk menyiapkan sarapan
pagi. Aku mendegar suara dari atas, nampaknya majikan lelakikupun sudah
bangun dan terus menuju ke dapur dimana aku berada. Sepertinya dia ingin
mengatakan sesuatu tapi dia tahan. Aku cuek saja seperti tak tahu apa
dia ada di benaknya.
Semenjak malam itu birahiku cepat sekali naik, misalnya kalau aku sedang
nonton acara TV yang sedang bercumbu, aku langsung terangsang hebat.
Secara tak sadar, tangan kiriku bergerak menuju ke bawah perutku, dan
mempermainkan klitorisku. Sedangkan tangan kananku meremas-remas
payudaraku. Kuremas-remas terus puting susuku dan terus kupermainkan
klitorisku seolah-olah lelaki kekar perkasa yang sedang melakukan hal
itu. Mm.. Enak rasanya.. Dan akhirnya aku mencapai klimaks.
Hari terus berjalan dan birahiku semakin tak terbendungkan.
Bermacam-macam cara onani kulakukan, tetapi aku tak pernah memasukkan
sesuatu ke dalam waginaku, karena aku takut keperawananku rusak.
Walaupun ketakutanku itu tak beralasan, tapi aku tetap tak mau
melakukannya.
Setiap ada kesempatan selalu kugunakan untuk beronani. Aku cepat
mencapai klimaks kalau aku beronani sambil melihat gambar penis lelaki.
Itulah sebabnya setiap ada waktu luang aku selalu menuju ke ruang
komputer untuk melihat gambar penis disana. Aku selalu memilih gambar
penis yang paling besar dan berotot serta bagus bentuknya. Kalau sudah
menemukan gambar yang aku inginkan. Aku langsung mengunci pintu ruangan
kemudian aku melakukan onani di depan komputer sejadi-jadinya sampai aku
puas dan mencapai klimaks.
Begitulah, kalau satu hari saja aku melihat gambar penis di komputer aku
merasa sangat rugi, sebab setiap hari gambar itu berganti-ganti.
Kadang-kadang aku beronani dengan gambar penis yang berwarna hijau tapi
besar juga. Aku berkhayal, bagaimana kalau seandainya penis-penis yang
besar itu betul-betul masuk ke vaginaku! Mungkin rasa sangat enak dan
nikmat sekali.
Khayalan birahiku terus melambung, aku berangan-angan suatu ketika nanti
aku dapat menikmati penis majikan lelakiku. Aku akan melakukan sesuatu
yang selama ini belaum pernah dia rasakan, juga sesuatu kenangan dariku
yang tak akan pernah dia lupakan selama hidupnya. Tentu saja kalau dia
mau.
Aku juga berkhayal bisa menikmati penis orang hitam atau orang putih.
Angan-anganku semakin gila, sampai tak sadar kalau waginaku sudah mulai
basah. Para pembaca, mungkin kalian semua tidak terangsang disaat
membaca kisahku ini. Tapi bagiku ini merupakan awal dari pelanggaran
janjiku terhadap kekasihku. Aku harap kekasihku juga masih mau bertahan
pada semua janjinya.
Untuk majikanku, kalau kamu kebetulan membaca kisahku ini, semoga kamu
mengerti semua maksud yang terkandung didalam kisah ini. Semoga kamu
akan mengerti akan isi hatiku yang selama ini aku simpan, karena tak
sampai untuk meluapkan padamu. Bagi kekasihku yang kebetulan sedang
membaca kisahku ini, semoga kamu tak kecewa dengan apa yang telah aku
lakukan. Mungkin saja kamu yang jauh disana juga melakukan hal yang sama
seperti diriku juga.
Para pembaca sekalian begitulah kisah angan anganku yang melambung
tinggi. Memang kisahku ini agak kolot, tapi aku tak ada kawan untuk
berbagi pengalaman. Itulah sebabnya aku tulis di dalam acara [MA] ini.
Semoga para pembaca sedikit terhibur walaupun kurang panas ceritanya dan
isi dalamnya. Memang ceritaku ini agak pendek, tapi hanya itu saja yang
terlintas di benakku.
Aku sudah tak dapat berpikir panjang lagi, mengingat aku merasa sangat
berdosa pada kekasihku yang berada jauh disana. Semoga dia tetap tabah
didalam menghadapi segala cobaan. Dan semoga dia memahami dan memaafkan
segala kesalahanku..
Tamat