Aku seorang jejaka 22th, setamat SMU
disebuah kota kecil yang terkenal akan reognya aku langsung merantau ke
Jakarta hingga sekarang, aku bekerja di sebuah hotel di kawasan Blok M
jakarta, menjadi seorang petugas laundry. Sudah 1 tahun lamanya aku
dibagian itu, tapi sungguh sampai saat ini aku begitu menikmati
pekerjaanku, kenapa? padahal gajiku tak bisa disebut cukup. Pas sebulan
habis, emang sih kalau yang namanya duit itu tidak akan pernah ada kata
'cukup' deh..
Pertama kali aku bekerja, aku mendapatkan posisi sebagai petugas
kebersihan kamar hotel, saat itulah cerita ini dimulai, terus terang aku
bukan si jelek atau si tampan, tapi sedap dipandang mata kata ibuku
(boleh dong memuji diri sendiri), keluargaku bukan "orang berpunya" dan
aku juga tak pandai berkata-kata, mungkin itu pula sebabnya aku jadi
sering kikuk, minder kalau bertemu dengan seorang wanita, apalagi wanita
itu cantik dan aku tertarik padanya, duh! pasti aku tak ubahnya sebuah
patung yang bisa berkeringat!
Bisa ditebak, bahwa aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran! ah
kacian deh gue, tapi tunggu dulu! bukan berarti aku tidak tertarik
dengan sex, justru libidoku termasuk tinggi, dibuktikan saat aku
membersihkan sebuah kamar yang dihuni oleh pasangan pria dan wanita,
pastilah orang lain akan geli melihatku, karena rudalku mengeras,
membatu, membesar tanpa terkendali membayangkan pergumulan penuh birahi
diantara mereka, hingga aku tidak bisa bekerja dengan posisi berdiri
tegak, badanku agak membungkuk bukan karena sopan, tapi aduh! malu kalau
ketahuan horny.
Suatu hari aku membersihkan kamar hotel yang dihuni 4 orang ABG yang
sedang berlibur di Jakarta, mereka berasal dari pulau Sulawesi, wuih!
kulit mereka putih bersih bersinar, tinggi 160an membuat mereka terlihat
semampai dengan berat 47an, lincah, cantik, aih sungguh menggemaskan
dengan usia meranum. 'Sweetseventen'.
Siang itu mereka sudah melesat ke mall, meninggalkan kamar dengan berbagai atribut ABGnya yang berserakan diseantero kamar.
"Ah anak manja! apa susahnya sih merapikan barangnya sendiri," pikirku
sambil geleng kepala, setelah kurapikan kamarnya, tiba saatnya aku
membersihkan kamar mandi.
"Hah, berantakan juga rupanya!"
Terlihat baju-baju bergoyang-goyang di belakang pintu kamar mandi saat
aku masuk ke dalam dan kututup pintu kamar mandinya, goyangan itu
membuat celana dalam dan BH yang berada di balik baju-baju itu tersembul
menggoda, berwarna cerah dan bermotif lucu-lucu. Sikat gigi, sabun
mandi, handuk tergeletak begitu saja, mereka benar-benar ingin
bersenang-senang hingga tak ada waktu buat sedikit merapikan kamar, "Toh
akan ada yang membereskan," begitu mungkin pikirnya.
Semua sudah kembali ke tempatnya, kecuali baju kotor, CD dan BH aku
biarkan di gantungan, 'malu ah!' menyentuhnya, seakan ada getaran aneh,
seakan-akan mereka sendiri yang dihadapanku, tetapi kemudian rasioku
bekerja menyadarkanku bahwa itu hanyalah seonggok pakaian.
"Hei! kenapa malu, meskipun kau cium pun tak akan berteriak!" begitu
bunyi kepalaku saat memandang segitiga-segitiga lucu dan kacamata mungil
penutup dada itu.
Sesaat aku memandangnya lagi, dan mulai tergoda untuk menjamahnya, tanpa
sadar tanganku bergerak meraihnya untuk sekedar mengelusnya, tanganku
bergetar hebat saat memegangnya lalu tiba-tiba muncul perasaan horny
yang meluap-luap hingga aku mulai mengendus, mencium celana dalam warna
putih yang berhiaskan bunga-bunga kecil itu dengan birahi yang
menggelora. Ooh! betul-betul birahiku memuncak saat kuhirup dalam-dalam
aroma kewanitaan para gadis belia itu, kupenuhi rongga dadaku seakan tak
ingin kusisakan ruang kosong paru-paru ini tanpa wangi tubuh dan
keringat sedap yang menempel di CD dan BH itu. Kakiku terasa lemas
sementara batangku semakin mengeras.
Kuremas-remas dengan gemas dan sekali lagi kuhirup dalam-dalam kesegaran
aroma keringat yang melekat erat di celana dalam dan BH itu, aku jadi
ingat saat para gadis itu bererobik tadi pagi, "mmhh.. Mmhh aah ssh.. "
aku bernafas dengan hidung tertutup kain berenda itu, secuil aroma pipis
menambah rasa birahiku menjadi-jadi, seakan aku benar-benar melumat
vagina para gadis itu.
Aku semakin larut dengan fantasiku, celana dalam dan BH kotor yang
digantungan sebanyak 4 pasang plus baju-baju kotor dengan wangi badan
penuh sensasi gadis remaja membalut seluruh tubuhku yang tanpa sadar
sudah polos telanjang! Benar!, seolah aku bersetubuh dengan mereka,
berempat sekaligus, aku tersandar di dinding kamar mandi sambil
mengusap-usapkan ke penisku dengan lembut celana dalam tipis itu
bergantian dengan tangan kiriku sambil terus beronani, tangan kananku
membenamkan BH dengan bau asam keringat yang segar itu ke hidungku,
sementara kaos-kaos centil yang saat dipakai akan memamerkan ketiaknya
yang putih bersih dan tak cukup untuk menutupi keindahan perut dan pusar
pemakainya itu kututupkan diseluruh tubuhku yang terus bergetar hebat.
Kulihat bagian CD yang menyempit diselangkangan, terdapat noda-noda
samar dan lendir bening tipis diatasnya, kuhirup dengan nikmat! kujilat,
kuhisap seolah menjilat vaginanya dengan gemas, agak asin rasanya.
Kulahap dengan ganas, kutarik, kugigit, oohh nikmatnya..
Kubentangkan CD yang mungil itu dan kutempelkan bagian selangkangan
penutup vagina itu di penisku, woow! besarnya kotolku terlihat tak
sebanding dengan lebar penutup vagina dibagian bawah celana dalam itu,
rudalku terlihat terlalu besar untuk ukuran selangkangan para gadis itu,
nafsuku menjadi meledak membayangkan begitu sesaknya jika rudalku
memasuki vaginanya! tiba-tiba badanku bergetar hebat, sensasi yang luar
biasa!!, penisku tak kuasa menahan muntahan lahar kenikmatan yang
berdenyut-denyut mendesak keluar itu dan "Ah..! ah! nikmat sekali!".
Terasa berliter-liter melesat keluar dibarengi sengatan gairah birahi
dan terus kukocok-kocokkan serta kugesek-gesekkan rudalku pada celana
dalam dan BH itu hingga getaran yang menyerang seluruh tubuhku membuat
diriku terkejang-kejang tak terkendali.
Peluhku berluncuran diseluruh tubuhku, lemas, lega, bercampur aduk
membuat rasa sensasi yang luar biasa di benakku, kubiarkan nafasku yang
memburu perlahan berangsur normal, setelah beberapa menit terkulai
lemas, aku mulai bangun, beranjak merapikan baju-baju kotor para gadis
itu yang ikut terlempar berserakan saat aku mencapai orgasme hebat,
kubersihkan ledakan dan ceceran lahar yang menempel pada CD dan BH
dengan tissue agar tersamar, bagaimanapun aku tak ingin mereka tahu
bahwa 'daleman' mereka telah kujadikan bulan-bulanan alat pemuas nafsu
birahi dan yang pasti supaya mereka tidak curiga sehingga aku tetap bisa
leluasa "menikmati" celana dalam dan BH kotor mereka selama menginap di
hotel tempatku bekerja.
Sejak saat itulah aku menjadi tergila-gila untuk menciumi celana dalam
kotor para gadis, katakanlah ada seorang gadis dengan bodi aduhai,
cantik, menarik dan saat duduk roknya terbuka sampai terlihat celana
dalamnya atau pada pantatnya terlihat garis celana dalamnya maka aku
tidak terlalu tertarik padanya, yang ada di pikiranku justru,
"Andai aku bisa menciumi, menjilati, merasakan kelembutan celana dalamnya ah.. Betapa nikmatnya".
Celana dalam yang menjadi korbanku pun semakin banyak berjatuhan, aku
semakin terobsesi untuk merasakan segala tipe cewek lewat celana dalam
dan BHnya, aku merasa sudah ' merasakan' seorang wanita hanya dengan
mencumbu dalemannya, bukankah celana dalam dan BH adalah barang yang
paling pribadi? seolah dengan mendapatkannya aku pun telah menikmati
tubuhnya.
Mulai dari wanita pribumi sampai dengan wanita bule kuperkosa
dalemannya, ada yang aku ambil dari kopernya, cantelan kamar mandi, dan
sebagainya. Aku tidak tertarik jika wanita itu sedang mens (soalnya
enggak ada aromanya, pake softex sih), sehabis atau sebelum mens juga
males! kurang menggairahkan aromanya, wanita yang habis ditiduri (merasa
didahului), gemuk!, terlalu jorok, yang jelas aku suka yang sehabis
dipakai wanita muda dan model CD atau BHnya tidak aneh-aneh.
Juga yang paling aku sukai adalah cara penyimpanannya karena kadang CD
atau BH setelah dipakai dan belum dicuci tersebut disimpan rapi jali,
tersembunyi sekali, menjadikan aku berdebar-debar saat mencarinya, ada
sensasi tersendiri setelah agak susah mencarinya. Pernah suatu ketika
aku mencarinya sampai isi tas aku ubek-ubek, ada duit 10 jeti disimpan
disitu, ah tapi aku tak tertarik tuh! Gile ya.. Aku lebih senang si
segitiga itu! Akhirnya tetap juga tidak aku temukan, hingga aku baru
tahu, ternyata dia memakai segitiga yang dibikin dari kertas tissu yang
banyak dijual di swalayan, waah! Dan dibuang di tempat sampah, ini juga
aku tidak suka, aku lebih suka kain biasa yang mungkin di benakku
terlintas bahwa celana dalam tissue tidak mempunyai nilai historis,
pakai sekali langsung buang!
Kebiasaanku semakin parah saat aku bertugas di laundry, yang tadinya aku
perlu mengetahui siapa pemilik celana dalam dan BH itu, agar pada saat
berfantasi benar-benar nyata, maka sekarang celana dalam dan BH wanita
siapapun asal ukurannya tidak besar, tidak sedang haid, dan baru saja
dipakai, menjadi santapanku saat membongkar laundry bag. Aku mempunyai
ruangan tersendiri yang bisa kukunci, sehingga aku dengan santainya
membawa celana dalam dan BH itu keruanganku, biasanya kulakukan saat
malam hari, wah kadang ada belasan celana dalam dan BH dalam semalam!
berwarna-warni, menggairahkan! sampai-sampai aku perlu membuat catatan
dahulu, supaya tidak tertukar-tukar saat mengembalikan ke dalam
keranjangnya masing-masing.
Aku semakin bertambah berani dengan menyemprot CD dan BH itu dengan
lahar kenikmatanku (toh pemiliknya tidak bakalan tahu), aku merasa puas
saat melihat CD dan BH yang tak berdaya itu berbasah-basah dengan
spermaku.
Apakah semua itu aneh? Apakah kebiasaan itu bisa hilang setelah aku
berpacaran atau menikah? Ah.. Sudahlah yang penting sekarang libidoku
tersalurkan supaya tidak jerawatan dan tidak menjadi pemerkosa yang
sebenarnya. Aku merasa dengan daleman wanita untuk beronani perasaanku
menjadi lebih santai (mungkin karena tidak akan ada penolakan, protes
atau semacamnya, merasa bebanku lebih ringan karena tidak ada pihak yang
dirugikan toh aku bermain dengan fantasi, lebih pribadi karena aku
lebih tahu fantasi apa yang kusukai, aku merasa cukup hanya dengan
mendapatkan 'daleman' wanita, serasa aku berhasil melumat kewanitaanya
tanpa harus berkenalan, pendekatan dan sebagainya, mungkin karena aku
suka minder dihadapan mereka ya? Dan yang pasti lebih murah! karena
tinggal nyomot aja.
Tamat