"Sum.. kalau kamu sudah selesai
membersihkan kaca jendela, mandi dulu, kemudian siapkan makanan yang
kubeli tadi." kataku setelah menyusun rencanaku.
"Iya Mas.." sahutnya sambil tetap membersihkan kaca jendela yang tinggal sedikit lagi.
Sesaat kemudian Sum masuk ke kamarnya, dan tampaknya dia bingung
mendapatkan tasnya kosong, lalu memanggil diriku sambil membawa t-shirt,
rok pendek, celana dalam yang seksi dan handuk.
"Mas.. Baju Sum kemana..?" tanyanya.
"Oh.. bajumu itu tidak baik untuk dipakai di kota, Mas akan malu kalau
nanti ada teman-teman Mas kesini.., jadi Sum pakai saja baju yang sudah
Mas belikan untukmu ya..?"
"Tapi..?" nampaknya Sum ragu-ragu untuk melanjutkan kata-katanya.
"Tapi apa Sum..?"
"Kutangnya mana..?"
"Wah Sum.. kamu kan masih kecil.., tidak perlu kamu menggunakan kutang
itu, kutang itu pun sudah jelek sekali, dan itu akan menghalangi
pertumbuhan buah dadamu.., sudahlah kamu pakai saja kaos yang kubelikan
tadi." kataku mencoba menjelaskan.
"Tapi Sum malu Mas.., nanti akan kelihatan.." jawabnya malu.
"Iya tidak Sum, justru akan kelihatan indah sekali kalau tubuhmu hanya
dibalut dengan kaos yang kubelikan, percayalah..! Coba saja ya..? Dan
kamu ganti baju yang sekarang kamu pakai, mungkin sudah bau keringat."
Akhirnya walau dengan berat hati, Sum masuk ke kamar mandi dengan membawa t-shirt serta rok pendeknya.
Tidak lupa aku menjelaskan kepada Sum bagaimana caranya menggunakan
shower dan bermandi dengan air hangat, karena memang kamar mandiku tidak
memakai bak mandi. Setelah dia mengerti, aku tinggalkan dirinya.
Begitu Sum masuk kamar mandi, bergegas aku pun masuk kamar tidurku untuk
siap-siap melihat pemandangan yang menggairahkan. Kubuka bajuku
sehingga aku telanjang bulat, dan aku mulai membuka lemari gantungku.
Dan pemandangan di depan mataku membuatku terpana, jantungku
berdebar-debar saat Sum mulai membuka rok terusannya, sehingga dia hanya
memakai kutang kecil dan celana dalam murahan. Libidoku mulai menaik,
aku terangsang dengan pemandangan di hadapanku. Sesaat kemudian Sum
membungkuk untuk membuka celana dalamnya, dan aku melengguh ketika Sum
akhirnya membuka kutang kecilnya, dalam keadaan telanjang bulat tanpa
sehelai benangpun.
Kulihat tubuh Sum begitu padat berisi, tubuh seorang gadis yang baru
tumbuh, buah dadanya masih belum menonjol betul, hanya segenggam telapak
tangan saja. Seperti bayanganku, puting susunya masih belum begitu
besar, berwarna merah muda kontras dengan warna kulit tubuhnya yang
kuning langsat, namun itu justru sangat menggairahkan diriku. Perutnya
rata, namun saat kulihat di bagian bawah perutnya, ugh.., nampak bagian
itu agak menonjol keluar, agak gemuk sedikit. Dan yang membuatku semakin
berdebar dan bernafsu, kemaluan Sum belum lagi ditumbuhi oleh bulu,
masih mulus, hanya ada beberapa lembar bulu, itu pun masih bulu yang
halus.
Pemandangan di depan mataku membuatku semakin melambung tinggi dalam
nafsuku, tanganku mulaimemainkan penisku yang sudah berdenyut-denyut dan
bereaksi sejak tadi. Secara perlahan aku mulai mengocok penisku dengan
tangan kananku, sementara tangan kiriku mulai membelai-belai sekujur
tubuhku mulai dari perut dan berakhir di puting susuku. Aku semakin
menggelinjang saat jari jemariku memainkan puting susuku, sensasi yang
luar biasa mulai menerpaku. Tidak puas dengan keadaan itu, aku mengambil
penis karet dari lemari bajuku yang berukuran tidak terlalu besar yang
kubeli saat aku pergi ke luar negeri. Sengaja aku memilih yang berukuran
tidak terlalu besar yang berdiameter hanya 2 cm, kulumuri dengan baby
oil, dan kuletakkan di tempat dudukku. Penis karet yang kubeli itu dapat
diletakkan dengan kondisi berdiri mengacung ke atas, karena bagian
bawahnya dilengkapi dengan semacam piringan.
Aku mulai menempatkan diriku dengan anusku tepat di atas penis karet
itu, sementara tangan kananku masih terus memempermainkan penisku dan
tangan kiriku tetap mempermainkan puting susuku, kiri dan kanan. Aku
mulai mendesah saat penis karet di tempat dudukku mulai menyentuh
anusku, terasa bergetar menimbulkan perasaan yang sulit kuceritakan.
"Sshh.. ahh.."
Sementara di kamar mandi, Sum mulai dengan menyalakan shower, dan air
yang mengalir mulai membasahi rambutnya. Lalu perlahan-lahan tangannya
mulai membersihkan dirinya dengan sabun mandi, dan aku semakin larut
dalam nafsuku saat tangannya mulai membersihkan ketiaknya yang belum
lagi ditumbuhi bulu. Aku semakin menggelinjang dipenuhi oleh rasa nikmat
di sekujur tubuhku. Sum mulai menggosok-gosok buah dadanya dengan
cairan sabun di tangannya. Matanyaterpejam saat tangannya mulai
meremas-remas buah dadanya sendiri. Entah karena rasa nikmat yang
dirasakannya atau memang hanya kebiasaannya. Yang jelas pemandangan itu
membuatku semakin menggila dalam nafsuku. Sum masih asyik
menggosok-gosok buah dadanya tanpa menyadari bahwa aku sedang menikmati
tubuhnya yang ranum dan menggairahkan itu dari sebelah kamar.
Nafsuku semakin memuncak saat kulihat Sum mengambil shower dan mulai
membersihkan kemaluannya. Dengan tangan kanannya, diarahkan air yang
memancur dari shower itu tepat ke arah kemaluannya. Tangan kirinya mulai
menggosok-gosok kemaluannya dengan cairan sabun. Nampak Sum sepertinya
menikmati apa yang sedang dilakukannya. Bibirnya yang seperti gendewa
itu mulai terbuka, dan yang lebih membuatku berdebar adalah saat Sum
mulai menggosok-gosokan shower itu langsung ke bibir kemaluannya,
rupanya semburan air dari shower itu menimbulkan sensasi seks dalam
dirinya yang selama ini belum pernah dia rasakan, terlebih lagi saat
shower itu menyentuh kelentitnya yang masih sebesar kacang.
Sum terjengkit kenikmatan.., Sum mulai menyandarkan tubuhnya di dinding
berhadapan dengan One way mirror di kamarku, sehingga semakin jelas aku
dapat melihat pemandangan yang menggairahkan itu. Tubuhnya melengkung ke
belakang, dan tangan kirinya mulai meraba-raba buah dadanya sambil
sekali-sekali meremasnya. Aku tidak dapat membayangkan bahwasanya Sum
gadis yang lugu yang baru saja datang dari desa dapat melakukan hal itu.
Mungkin sensasi itu baru ditemukannya saat dia mulai menikmati guyuran
air hangat dari shower yang selama ini belum pernah dia alami.
Kocokan tangan kanan di penisku mulai kulakukan semakin cepat, dan tidak
henti-hentinya aku memilin puting susuku kiri dan kanan. Aku semakin
bergairah saat penis karet di tempat dudukku mulai memasuki lorong
kenikmatan di anusku. Otot di sekitar anusku mulai bereaksi mengejut dan
mengembang. Dan saat aku menurunkan tubuhku, penis karet itu masuk
semakin dalam, gairahku memuncak. Dan ketika seluruh penis karet
sepanjang 12 cm itu menghunjam bagian belakang tubuhku, aku melengking,
"Aaahh..!" baru kali ini aku merasakan hal itu, karena biasanya memang
hanya sebatas ujungnya saja yang kumasukkan ke dalam anusku, hanya untuk
menambah rasa nikmat saat aku beronani. Kugoyangkan pantatku sedimikian
rupa sehingga aku dapat merasakan penis karet itu berputar di dalamnya,
sungguh menimbulkan rasa nikmat yang tiada taranya, dan tanganku tetap
bermain dengan penis dan puting susuku.
Kulihat Sum mulai mempermainkan puting buah dadanya yang mengeras dengan
jarinya sambil sesekali meremas buah dadanya. Sementara dengan tangan
kanannya, shower itu tetap digesek-gesekkan ke kelentitnya. Tiba-tiba
tubuh Sum melengkung ke depan, dan kulihat kedua pahanya menjepit shower
dan tubuhnya bergetar. Ah.., dia orgasme. Bayangkan.., gadis lugu dari
desa berumur 14 tahun melakukan masturbasi sampai orgasme di kamar
mandiku, sementara di sebelah kamar, aku menikmatinya sambil beronani
juga. Kupercepat dan kupercepat kocokan tanganku di penisku, sampai
akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang akan meletup dan meledak dari
dalam tubuhku. Dan akhirnya, "Cret.. cret.. cret.." 7 kali semburan
kurasakan air maniku tertumpah dari saluran penisku menyembur membasahi
tempat dudukku dan pahaku, yang menimbulkankenikmatan yang tiada
taranya, disertai dengan otot anusku yang mengejut memilin penis karet
yang ada di dalamnya. Aku terduduk lemas sambil tetap melihat Sum yang
mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk.
Agh.. aku membayangkan betapa nikmatnya kalau aku dapat menggumuli tubuh
Sum yang masih ranum itu, namun aku masih mempunyai rencana lain, aku
akan meletakkan penis karetku di kamar mandi suatu saat nanti. Dan aku
mengharapkan dapat menikmati pemandangan yang lebih menggairahkan lagi
saat aku membayangkan Sum akan bermain-main dengan penis karet itu.
Cepat-cepat kubereskan tempat dudukku, aku terjengkit dengan rasa nikmat
saat kutarik penis karet dari anusku. Kubersihkan air maniku dengan
tissue, dan saat aku keluar dari kamarku, kuterpana dan gairahku muncul
kembali ketika melihat Sum dengan rambut yang tergerai tersisir rapi
memakai t-shirt dan rok pendek yang kubelikan. Tubuhnya yang padat
berisi, dengan buah dadanya yang baru tumbuh, tercetak dengan jelas pada
t-shirt yang ketat, nampak puting susunya masih mengeras, menimbulkan
pemandangan yang menggairahkan bagi diriku.
"Gimana mandinya Sum.., enak..? Sudah segar kan..? Ayo atur makan, kita makan, aku sudah lapar..!"
"Iya Mas.., segar, terima kasih.."
"Wow.., kamu cantik sekali dengan baju barumu Sum, pasti banyak laki-laki yang menginginkanmu.."
"Aah Mas bisa saja.." katanya tersipa dan Sum tertunduk malu.
Saat kutulis cerita ini, aku masih dengan keadaan telanjang bulat sambil
mempermainkan penisku, sementara Sum sedang mempersiapkan makan siang
untukku, tentunya dengan tubuhnya yang terbalut t-shirt yang ketat dan
rok yang pendek sebatas paha. Sesekali kutengok dia, dari one-way mirror
di kamar kerjaku, dan pemandangan yang paling kusuka adalah saat dia
harus membungkuk, aku bisa melihat celana dalam yang seksi, berbentuk
segitiga kecil membelah buah pantatnya, menerus ke depan ke arah bibir
kemaluannya.
Ada komentar dan idea..? Supaya aku bisa melanjutkan apa yang harus kulakukan dengan Sum, supaya hidupku lebih bergairah lagi.
TAMAT