Nikmatnya Mengintip
Sebelumnya, saya ingin bilang kalo ini
benar-benar cerita nyata yang terjadi pada diri saya, bukan fiksi. Saya
berharap pembaca akan ikut terangsang setelah membaca cerita saya ini.
Saya hidup di negara Amerika baru sekitar 4 tahun. Entah mengapa, ada
suatu kebiasaan buruk yang benar-benar sulit sekali untuk saya
hilangkan, yakni mengintip. Kebiasaan ini sudah ada sejak saya kelas SMP
1 di Jakarta. Saya senang sekali mengintip rok dan baju cewek. Biasanya
saya akan berusaha setengah mati mencari cewek yang cantik dan sip
banget. Terus saya dekati dan pura-pura bicara dengan sang cewek cantik
dan merangsang, kadang malah belaga bodoh. Saya sangat puas kalau sudah
berhasil mengintip di balik seragam sekolah (atau baju-baju lain)
ataupun rok cewek, apalagi kalau cewek itu adalah cewek idola satu
sekolah. Terutama kalau cewek itu tahu kalau dia diintip, terus mendadak
nutup baju atau merapatkan kedua kakinya. Duhh.. nikmatnya kalau sudah
berhasil, saya langsung lampiaskan nafsu setan saya dengan onani.
Sampai puas dan tuntas, di rumah ataupun di WC sambil membayangkan sang
cewek cantik punya celana dalam maupun BH yang telah saya lihat ini.
Mungkin saya ini memang sedikit tidak normal, mungkin juga ini karena
saya tidak pernah dapat kesempatan bebas untuk nonton blue film maupun
kencan dengan cewek (dari faktor orang tua, rumah yang tak pernah sepi,
dan lain-lain). Tapi tak apalah, saya akan tetap menceritakan pengalaman
saya ini.
Pengalaman pertama yang akan saya ceritakan adalah tentang mengintip di
toko buku. Suatu siang yang bolong, saya menyempatkan diri untuk
jalan-jalan ke toko buku, yang kebetulan dekat dengan rumah tempat
tinggal saya (di Amerika). Saya naik ke tingkat dua, dan oohh.. saya
melihat ada seorang cewek bule yang menurut perkiraan saya pasti masih
SMA (high school) dengan seragam sekolahnya, dan dia ini boleh dibilang
cantik aduhai dan alim. Kulitnya putih bersih (tak ada freckles dan
jerawat lho), tinggi sedang. Dan wuaah.. apalagi dengan seragam
sekolahnya, saya semakin nafsu tidak tahan kalau rasanya hari ini saya
belum mengintip apa-apa dari dia. Untuk itu, sambil sudah terangsang
membayangkannya, saya coba cari strategi untuk mengintip dia.
Saya akhirnya terus mengikuti dia, sampai akhirnya dia duduk di sebuah
kursi, dengan beberapa buku bacaannya (kelihatannya sih buku novel,
mungkin tugas sekolahnya, kelas Inggris, soalnya dia kelihatan serius
sekali). Dia berbicara sebentar dengan cewek yang kelihatan tua, yang
menurut dugaan saya pasti itu ibunya. Saya hanya berharap supaya ibunya
itu pergi, supaya saya bisa dengan cepat melancarkan aksi mengintip saya
terhadap cewek bule yang aduhai, cantik dan diam, dan mungkin kutu buku
ini. Ooohh, tak tahan. Perlahan saya sembunyi di balik salah satu rak
buku sambil mulai menggosok-gosok celana saya. Bayangkan, betapa
nikmatnya kalau saya akhirnya benar-benar bisa mengintip dia.
Saya terus menggosok sambil mengerang, "Oh.. oh.. ahh.. cantik sekali.. ahh.."
Tiba-tiba muncul kesempatan itu. Ibunya kelihatannya berkata ke cewek
ini, tanda dia mau jalan-jalan dulu ke sektor bacaan lain, atau kemana
gitu. Aaah.. cuek, yang penting rintangan terbesar sudah lewat. Batang
kemaluan saya sudah makin membesar membayangkan semua ini. Sambil terus
mengocok, saya lihat dari jauh dimana saya bisa mengintip cewek amboi
ini