Siti Rofikah siswi kelas 2 sebuah SMK swasta, sore itu hendak pulang sekolah. Namun pada saat siswi berjilbab itu melintasi lokasi sebuah perkebunan dimana ia biasa lewat tiba-tiba sepasang tangan kekar membekapnya dari belakang seraya kemudian menyeret paksa siswi berjilbab itu kedalam perkebunan karet yang amat sepi itu. Siti Rofikah berjuang sekuat tenaga memberontak namun sia-sia saja karena pria bertopeng ski yang menyergapnya itu terlalu kuat.
Kisah Kelabu Siti Rofikah Sang Siswi Berjilbab,
asanya tak ada satu kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu
menandingi ataupun menyamai dari nikmatnya kala bersetubuh dengan
seorang wanita berjilbab yang masih perawan. Apalagi perawan
berjilbabnya masih ABG. Begitulah kira kira pernyataan atau kenyataan
yang dianut oleh seorang bajingan yang sedang dilanda birahi.Sesaat
kemudian lelaki dan calon korbannya itu tiba didepan disebuah gubuk yang
nampaknya sebuah tempat beristirahat bagi para pekerja kebun. Lalu
diseretnya siswi berjilbab itu kedalam seraya menutup pintu gubuk
rapat-rapat. Dijungkalkannya tubuh Siti Rofikah ke atas matras yang ada
didalam ruangan gubuk itu seraya melucuti pakaiannya sendiri hingga
telanjang bulat. Nampak kemaluan pria bertopeng itu mengacung tegak
sepertinya ia sudah tidak sabar lagi memperkosa siswi SMK berjilbab itu.
Siti
Rofikah yang terlentang diatas matras nampak panik seraya menjerit ia
berusaha kabur. Namun apadaya sebuah pukulan keras mendarat telak
diperutnya. ?Akkhh??, pekiknya tertahan menahan sakit sambil terjerembab
diatas matras. Tubuhnya terbaring melengkung dengan tangannya memegangi
perutnya yang ditonjok tadi. Belum sempat hilang rasa sakit pukulan
diperutnya tadi tiba-tiba pria bertopeng yang telah telanjang bulat itu
menyingkap rok abu-abu panjang seragam sekolahnya keatas sampai sebatas
pinggang. Nampak sepasang paha dan betis mulus miliknya dihiasi sepasang
sepatu kulit serta kaus kaki putih panjang.
“Ampun pak tolong jangan perkosa saya”, pinta Siti Rofikah memelas.
Pria
bertopeng itu tidak menghiraukannya malah menampar wajah cantiknya
hingga siswi berjilbab itu tidak mampu berkata apa-apa lagi selain
menjerit tertahan sambil menangis tersedu-sedu.Tangan kasar pria itu
mulai melucuti celana dalam Siti Rofikah. Belahan vagina yang nampak
ditumbuhi bulu-bulu halus miliknya kelihatan mengundang selera pria itu.
Diraba-rabanya vagina dara berjilbab yang masih mengenakan seragam
sekolah namun rok abu-abu panjangnya yg sudah tersingkap itu dengan
tangan kanannya sembari terkadang jari tengahnya masuk menusuk-nusuk
kedalam. Gadis berjilbab itu menggelinjang seraya kedua tangannya
mencengkeram erat pinggiran matras. Seumur hidupnya belum pernah ia
merasakan perlakuan seperti ini.
Dalam hati Siti Rofikah hanya
bisa menjerit seraya mengutuk nasibnya yang sial. Kepalanya yang
terbungkus rapi jilbab warna putih itu hanya bisa menggeleng-geleng
pelan seraya menahan perasaan aneh yang mulai merasuki dirinya. Dengan
air mata berlinang bibirnya mendesah pelan sedangkan tubuhnya terkadang
menggelinjang pelan. Kelihatannya perlakuan pria bertopeng itu perlahan
membuat alam bawah sadarnya mulai terangsang.
Kemaluan milik
siswi berjilbab itu perlahan mulai basah oleh lendir yang keluar dari
dalam vagina.Melihat calon korbannya itu mulai terangsang akibat
permainan jemarinya tangan kiri sang pria durjana beringsut menjamah
kancing hem putih seraya melepasnya satu persatu sembari tangan kanannya
tetap mengobel kemaluan si dara berjilbab.
Tampak sepasang
payudara nan ranum milik ABG berjilbab yang tertutup oleh BH dan bawahan
jilbab putihnya. Disibaknya bawahan jilbab putih itu seraya menyingkap
BHnya. Payudara yang bulat padat dengan sepasang putting coklat nampak
tegak mengacung. Lalu tangan kiri pria durjana itu kini sibuk memilin
dan meremas putting dan buah dada milik Siti Rofikah. Semakin lama
gerakan mengelinjang tubuh siswi berjilbab itu semakin intens. Nafasnya
naik turun terengah-engah sedang bibirnya mendesah perlahan.
Kelihatannya ABG berjilbab itu mulai tenggelam dalam birahi akibat
perlakuan lelaki bertopeng itu.
Jemari kanan pria itu mulai basah
oleh cairan yang mengucur dari dalam vagina Siti Rofikah. Dan lelaki
bertopeng itupun menghentikan permainan jemarinya dari vagina dan buah
dada dara SMK berjilbab itu. Pria itu ingin segera merasakan kenikmatan
vagina legit milik korbannya itu. Dilebarkannya kedua paha sang gadis
berjilbab itu seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah vagina
Siti Rofikah.
Dan, “Aakkhhh…”, jerit gadis berjilbab itu menahan
rasa sakit yang ada diselangkangannya itu. Matanya terpejam seraya
menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat matras.
Nafasnya tersengal-sengal menahan sakit. Perlahan senti demi senti penis
pria itu berpenetrasi kedalam vagina perawan sang siswi berjilbab
korbannya. Belahan vagina dara itu nampak menggembung seiring dengan
masuknya penis tersebut. Sesaat kemudian ia memberi nafas kepada gadis
belia berjilbab yang ditidurinya itu agar kemaluannyanya dapat
menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu
besar merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluannya telah ikut melesak
masuk kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis lelaki
itu yang kini sudah menancap pada vaginanya disela-sela kedua belah
pahanya yang terbuka.
Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan
oleh bajingan itu ternyata sangat bertolak belakang sekali dengan apa
yang dirasakan siswi berjilbab itu kini. Ia yang baru kali ini di
sebadani oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak
terperikan. Jeritannya yang tertahan begitu terdengar berulang kali
seakan tiada henti mengiringi kemenangan lelaki perkasa itu yang
berhasil menaklukkannya dan membuat Siti Rofikah dengan terpaksa
merelakan keperawanannya tanpa ampun dibawah dekapan lelaki bajingan
yang memperkosanya secara brutal ini.
Sementara jilbab putih
sebahu milik gadis itu seakan terlecut-lecut mengikuti arah kepalanya
yang terus terbanting-banting di atas matras ke kiri dan ke kanan seakan
tak rela atas apa yang terjadi menimpa dirinya ini. Linangan air
matanya turun berderai lagi membasahi kembali kedua pipi mulusnya serta
mengisi alur bekas air mata lalunya yang telah mengering .
Didekapnya
tubuh gadis belia berjilbab yang kini berada dibawahnya dan dada bidang
perkasa nan sarat dengan bulu-bule lebatnya itu menekan kedua belah
payudara korbannya. Wajah lelaki itu menelusuri leher jenjang yang
tertutup jilbab putih dari siswi SMK itu sehingga membuat kepala Siti
Rofikah tak lagi dapat bergolek kesana kemari.
Dipagutnya leher
jenjang sang perawan berjilbab itu dengan rakusnya dari pangkal telinga
sampai pundak kanannya, melumuri area itu dengan air liur kemenangannya.
Puting susu sebelah kiri gadis itu yang semakin mekar ranum memerah
dipilin oleh pertemuan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya yang kasar,
dengan gencar diremas-remasnya bongkahan daging susu yang masih mencuat
indah keatas dan sama sekali belum kelihatan turun sama sekali serta
masih berbentuk bulat kenyal dan memadat indah mempesona nan menghiasi
bagian dadanya yang jatuh dalam dekapan sang pria jahanam itu.
Ciuman
ganas penuh birahi yang luar biasa buas dari sang durjana kepada
korbannya menutupi suara erangan dan rintihan siswi berjilbab itu. Kedua
bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam peraduan
adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu telah
memasukki rongga mulut mungil sang dara berjilbab yang terpejam erat dan
menari-nari di dalamnya berusaha
Terus didera bertubi-tubi
ciuman sang lelaki, kini Siti Rofikah hanya bisa pasrah merelakan
lidahnya yang telah dikaitkan oleh tarian lidah lelaki tersebut yang
elastis,kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk maupun mengait
lidah mungilnya Setelah dirasanya telah puas mencicipi keperawanan sang
dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar vagina itu kini
ditariknya perlahan dan kedua jembut mereka yang tadinya melekat erat
seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah ruah.
“Psshh…!
sleph.. wes hewess..!”, suara yang ditimbulkan dari pelepasan batang
pelir yang tertancap pada kemaluan sang perawan itu begitu sangat khas
sekali di telinga dan proses terenggutnya kesucian gadis berjilbab itu
dimulailah.
Kini seiring dengan pergerakan urat intim lelaki
jahanam itu yang telah keluar sepertiga dari ukuran batangnya dari dalam
belahan intim kemaluan dara berjilbab itu yang merekah membuat
bibir-bibir vagina korbannya menjadi ikut tertarik sampai monyong
kedepan. Bersamaan itu pula dari sela-sela lubang vaginanyanya dimana
kulit-kulit kemaluan bajingan itu bersarang didalamnya, kini tampak
berkilat-kilat basah oleh lendir vaginanya yang melumasi jajaran tonggak
daging pelirnya mulai menetes darah segar kesuciannya yang pada
akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari tubuhnya.
“Mmpphff!
Ugh! Ughff!!”, itulah suara rintihan dari seorang dara berjilbab yang
terdengar saat keperawannya telah terenggut seutuhnya oleh sang lelaki
maniak durjana pemetik bunga nan penuh nista ini, sementara sela-sela
vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih berdesis-desis tatkala
melepaskan batang pelir lelaki tersebut dari dasar peranakkannya
diiringi senyum kemenangan kepala rampok itu.
Mulut lelaki itu
melahap belahan payudara kanan gadis itu dan menelan puting susunya
sekaligus, lalu disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah.
Tubuh setengah telanjang siswi SMK berjilbab itu sampai menggeliat-liat
dibuatnya seiring dengan dimulainya hentakkan pinggul lelaki itu
diantara kedua kaki indah mengangkang dengan rok panjang abu-abu yang
tersingkap sampai sepinggang.
Kini korbannya yang mengenakan
jilbab putih itu telah takluk pada kejantanannya. Derai-derai air mata
di pipi mulusnya itu telah dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang
kekar. Sepasang betisnya yang masih mulus terbentang kencang itu kini
dikepitnya diantara kedua ketiak dari lengan perkasanya kiri dan kanan.
Kaki-kaki indah yang masih memakai sepatu warna hitam dengan kaus kaki
panjang berwarna putih yang terjuntai itu tampak bergerak-gerak seiring
hujaman lelaki bajingan itu pada lubang vaginanya dan seragam putih
abu-abu yang teringkap itu sudah bermandikan oleh peluh persetubuhan
terhempas-hempas dibuatnya.
Dengan posisi setengah jongkok lelaki
jahanam itu terus menggenjot tubuh Siti Rofikah yang masih begitu
kencang dan padat diusia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu kini
ditekan oleh kedua tangannya sehingga kangkangannya semakin jelas dan
lebar dengan kedua tumit kaki indahnya bertumpu pada kedua belah pundak
berkulit gelap sang durjana tersebut. Wajahnya yang cantik dengan jilbab
putihnya semakin mendongak kebelakang Kedua kakinya semakin tertarik
keatas bertopang pada pundak kiri dan kanan sang lelaki jahanam yang
telah leluasa menikmati kehangatan tubuh mudanya itu.
Dalam
posisi yang sebegitu rupa ini membuat bongkahan dari pantat gadis yang
berkulit putih mulus licin itu semakin mencuat keatas mempertontonkan
lonjakan-lonjakan kejantanan lelaki itu yang masih terlihat seret keluar
masuk pada vaginanya. Kedua biji pelir lelaki itu yang
terpontang-panting menabrak-nabrak jalan masuk lobang pantatnya semakin
nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang telah bercampur aduk
dengan darah
kesuciannya nan terus menggenangi mulut vaginanya dan
dijadikan bulan-bulanan olehnya. Cairan surgawi kepunyaan gadis
berjilbab itu telah merembes sampai membasahi lubang anusnya yang begitu
kecil tak berdaya nan berwarna merah muda sungguh menawan hati ini
beserta bercak-bercak darah keperawanannya yang telah direnggut Matras
tempat tumpuan adegan persetubuhan mereka itupun mulai berdentum-dentum
seiring dengan suara decakan peret pada lubang kemaluan dara berjilbab
yang digagahi oleh bajingan zina ini.
“Ough… ohh.. ohh.. ternyata
enak sekali memekmu ini sayang.. Ohh.. ohh.. sempit sekali sihh..?
masih peret nihh Uhh.. Ohh… Ouh”, seloroh ******* itu diantara tarian
maksiatnya menikmati kehangatan daging belia korbannya ini.
“Ahh…! ahh..! aduhh..! perih Pak.. Oh.. oh.. jangan keras-keras.. uhh..ahh”, pinta Siti Rofikah itu akhirnya.
“Enak
sayang?! Hah?! Bagaimana sekarang?! Masih sakit yach?! aduh kasihan..
tahan sebentar yahh manisku? Ohh.. ohh.. Ouh..”, balas lelaki itu yang
asyik menggenjot vagina milik siswi berjilbab itu.
“Sshh.. ahh…
sshh.. ohh.. pelan-pelan Ppakk.. ahh.. ahh.. ahh”, pintanya di sela-sela
tubuhnya yang terhentak-hentak tanpa perlawanan lagi. Senang sekali
sang bajingan itu mendapati korbannya kini telah pasrah melayani
keinginannya.
“Jangan ditahan terus dong ******ku ini sayang.. terima
saja apa adanya.. lebarkan kakimu supaya tidak terlalu sakit lagi
manisku.. ohh.. ohh.. legit sekali kepunyaanmu ini.. ohh”, perintah
******* itu yang kiranya langsung dipatuhi oleh gadis cantik berjilbab
itu yang semakin membuka rentangan kakinya hingga semakin jelas bibir
memeknya yang melesak ke dalam dan memonyong ke depan mengikuti hunjaman
penis besar yang tertanam didalam isi belahan daging surganya.
Liang
anus gadis berjilbab itu juga turut mengembang dan menguncup terkena
pukulan-pukulan kedua biji penis lelaki jantan itu yang
terbanting-banting di bongkahan pantat yang mungil mengangkang seakan
sengaja ia mempertontonkan miliknya yang indah namun terlarang
Kedua
tubuh itu terus bergumul seakan tak peduli lagi akan keadaan malam yang
semakin larut dalam keheningannya, seakan tak terpisahkan lagi dalam
gelora nafsu membara yang menyala-nyala dikamar gubuk yang telah pengap
dan sesak oleh permainan asmara nista berbirahi hina ini. Meskipun telah
lewat masa seperempat jam berlalu, namun tak membuat lelaki perkasa itu
mengendorkan goyangan pinggulnya dan terus melesak-lesakkan pelirnya
mengaduk-aduk isi dalam lubang kemaluan dara berjilbab itu yang telah sembab membengkak dan semakin memerah warnanya.
Tak
lama kemudian tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka dengan
rok abu-abu panjang yang tersingkap sepinggang itu yang berada dibawah
lelaki durjana tersebut menggelinjang kencang seiring dengan luapan
puncak orgasmenya yang kedua. Perut rampingnya yang dihiasi pusarnya nan
begitu indah tampak berkedut-kedut mengikuti gelinjangan tubuh setengah
bugilnya. Kedua kakinya yang masih bersepatu itu kini menendang-nendang
di udara menahan luapan puncak kenikmatannya yang melanda sekujur tubuh
dengan hem putih lengan panjang yang terbuka itu. Dan belum lagi
kelojotan siswi berjilbab itu terhenti, lelaki itu segera mencabut
penisnya dari dalam liang vaginanya yang tengah bergetar didera arus
birahi sanggamanya.
“Wess hewess.. poof!!”, begitulah suara yang
dihasilkan saat batang kejantanan lelaki itu dicabut dari jepitan lubang
kemaluan Siti Rofikah yang telah kehilangan keperawanannya ini.
Sekujur
kulit luar dari penis nan demikian perkasanya penuh dengan lelehan
lendir vagina yang bercampur dengan lumuran darah segar kesucian siswi
SMK berjilbab cantik itu yang belepotan melumuri tonggak daging
kejantanannya yang masih mengacung tegak mengangguk-angguk. Kedua
tungkai kaki gadis itu di angkat keatas tinggi-tinggi dari matras
sehingga ujung kaki yang masih mengenakan sepatu itu terjuntai indah
menggantung tanpa daya. Di dalam sepatunya itu kedua otot dari jari-jari
kaki indahnya
mengatup dan membuka sangat cepat sekali bergantian
membendung gelora birahinya yang kembali telah berhasil dibangkitkan
oleh lelaki itu. Bongkahan pantatnya terhidang jelas tepat berada pada
wajah lelaki itu yang menadahkan lidahnya pada perbatasan antara belahan
bibir vagina gadis berjilbab putih tersebut dengan daerah duburnya dan
ia tempelkan disitu.
Berikutnya dari mulut vaginanya yang kini
sudah tak berbentuk garis vertikal yang sempit seperti tadi itu, malah
kini telah terpecah menjadi dua garis bergelombang dengan kelentitnya
yang bengap dan basah itu terkuak sejelas-jelasnya disertai oleh lelehan
lendir memeknya keluar dari lubang senggamanya nan semakin merekah
menjadi sebesar ukuran sebutir telur burung puyuh.
Cairan yang keluar dari vagina itu langsung ditelan oleh lelaki itu
dengan
rakusnya bak orang yang tengah kehausan nan amat sangat. Dengan
lahapnya jilatan lidah lelaki itu sampai menyeruak-ruak kedalam isi
belahan kemaluan korbannya, menyapu segenap dinding bagian dalam vagina
gadis malang itu sampai licin tandas tanpa tersisa sedikitpun.
Tubuh
dengan hem putih lengan panjang yang terbuka milik dara itu kini
terjerembab pada hamparan matras yang terbentang awut-awutan disana sini
dan ditengahnya telah terdapat noda darah dari kesuciannya. Jilbab
putih yang dikenakannya pun basah oleh keringat yang menucur deras dari
kepalanya. Selain itu sebagian rok panjang abu-abu seragamnya dibasahi
oleh keringat keduanya dan juga lendir-lendir yang berasal dari kedua
kelamin yang berbeda jenisnya tersebut. Keletihan yang amat sangat
mendera tubuh dengan seragam sekolah yang tersingkapnya kini telah lusuh
tanpa tenaga lagi, seakan tulang-tulangnya telah terlolosi semuanya.
Belum lagi usai mengatur helaan nafasnya yang masih menderu-deru, tetapi
kini tubuh setengah telanjang gadis itu yang ramping itu dibalikkan
secara paksa oleh lelaki itu sehingga tertelungkup.
Tangan-tangan
kurang ajarnya menyusupi bagian bawah perutnya yang telah menempel pada
kasur ranjangnya, setelah itu ditariknya keatas, dan bongkahan pantat
gadis yang telah lemas itu terjungkit keatas kini. Bajingan itu menekuk
kedua lutut korbannya sampai pantatnya tampak dalam posisi menungging.
Agaknya ia akan menyetubuhi dara itu dengan mengambil gaya dari ******
yang tengah kawin. Namun sebelum itu tangannya berpindah lagi menyingkap
rok abu-abu panjang milik Siti Rofikah yang sempat terjuntai kebawah
menutupi pantatnya. Lalu ditelusurinya pantat itu dengan jemarinya dan
menemukan posisi lubang anusnya berada, lalu lidah lelaki itu menyusupi
kekedalaman belahan duburnya itu tanpa rasa jijik sama sekali mengingat
lubang itu biasa digunakan untuk buang hajat.
Tetapi apalah
artinya batasan itu jika dibandingkan dengan nilai kenikmatan yang dapat
ia peroleh dari kelezatan anusnya sang gadis muda berjilbab dengan
mengabaikan aroma tak sedap yang terpancar dari dalamnya.
Setelah
puas menjilati dubur dari sang siswi SMK yang begitu sangat lezat
baginya ini, kini tubuh lelaki itu berlutut dihadapan tunggingan pantat
korbannya, setelah itu batang penisnya kembali ia selusupkan ke dalam
vagina gadis itu yang telah kehabisan suaranya karena kecapaian melayani
birahi lelaki perkasa ini. Bajingan itu memperkosa vaginanya dari arah
belakang tanpa peduli sama sekali terhadap perasaan korbannya, yang ada
hanyalah nafsu yang harus ia tuntaskan walaupun harus mempertaruhkan
dirinya yang sewaktu-waktu dapat tertangkap oleh aparat hukum.
Kembali
kedua tubuh itu menyatu dan jembut yang menghiasi bawah perut lelaki
itu seakan terjepit pula ke lubang anus dara bidadari cantik berjilbab
ini tatkala penisnya terus menyodok-nyodok isi dalam liang kemaluannya.
Menjelang
tengah malam, sepasang insan berlainan jenis itu meraih orgasmenya
untuk yang ketiga kalinya dalam posisi menungging, namun baru kedua kali
jikalau dihitung dari saat mula Siti Rofikah disetubuhi lelaki jahanam
tersebut. Malangnya pelajar berjilbab itu tak sadarkan diri lagi usai
mencapai puncak surga duniawinya dari lelaki itu yang staminanya begitu
sangat luar biasa.
Rasanya jarang sekali lelaki yang mempunyai
daya tahan tubuh seperti pria durjana bertopeng ini Setelah puas mereguk
cairan lendir madu surgawi yang telah dihasilkan kembali oleh vagina
gadis itu pada puncak kenikmatannya tadi. Ia menelentangkan kembali
tubuh gadis berjilbab itu yang telah pingsan dan menaruh kedua tumit
dari kaki dara itu yang setengah telanjang ke kanan kiri bahunya lagi
untuk kemudian menggenjot kembali tubuh si siswi belia berjilbab ini
dengan brutal.
Tampak sekarang pompaan penis lelaki ini pada
vagina korbannya terus bertambah kecepatannya, sementara hamparan matras
dibawahnya itu telah benar-benar basah oleh keringat keduanya yang
semakin memanas. Andai saja Siti Rofikah tidak sadarkan diri seperti
sekarang ini, mungkin ia akan meminta ampun karena pasti vaginanya akan
terasa nyeri diperlakukan sedemikian brutalnya oleh pemerkosa tersebut.
Barulah
pada pukul setengah satu pagi, tubuh lelaki itu bergetar hebat diatas
tubuh korbannya yang pingsan untuk sekian lamanya dan tanpa
sepengetahuan siswi SMK berjilbab nan cantik ini, bajingan itu
memuntahkan segenap akhir puncak dari nafsunya yang meledak-ledak
kedalam tubuhnya. Paha yang terbuka membentuk huruf “V” dari tubuh Siti
Rofikah itu ditekannya kuat-kuat. Tubuh kekarnya seakan telah lekat
menjadi satu dengan korbannya. Akhirnya lelaki itu sedang memuntahkan
seluruh persediaan cairan mani lelakinya yang sejak tadi tersimpan di
kedua belah biji penis besarnya nan perkasa. Cairan mani dari kemaluan
lelaki itu yang mengandung benih-benih cintanya kini memuncrat-muncrat
mengisi rongga rahim siswi berjilbab itu yang tengah dalam keadaan subur
malam itu.
“Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!”, benih lelaki
itu begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi
dasar belahan vagina Siti Rofikah sang siswi SMK berjilbab yang
dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali.
Gadis belia berjilbab
itu hanya diam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam
liangnya…..”Ahhhhhhh…….. ….”, pekik puas pemerkosa bertopeng itu sembari
kedua tangannya mencengkeram rok abu-abu panjang seragam sekolah Siti
Rofikah yang tersingkap sepinggang. Lalu durjana itupun rubuh menindih
tubuh korbannya dengan rasa puas tak terkira.
Suasana ruangan di
gubuk itu kembali sepi yang nampak hanyalah pemandangan seorang pria
bertopeng telanjang bulat sedang menindih tubuh seorang perempuan belia
berjilbab putih dengan seragam putih abu-abunya telah tersingkap serta
awut-awutan.